1. Meneruskan pengayaan bahan kajian seperti yang dituliskan pada minggu
kedua
Kuliah Minggu 3
a. Satuan peta, yaitu satuan lahan yang sistem fisiografi atau bentuk
lahannya sama, yang dibedakan satu sama lain di lapangan oleh batas-batas alami
dan dapat digunakan sebagai satuan evaluasi lahan.
b. Satuan peta
sederhana (simple mapping unit) merupakan satuan peta yang hanya mengandung satu satuan
tanah saja atau terdapat tanah lain yang disebut sebagai inklusi.
c. Delineasi adalah pengelompokan suatu daerah yang memiliki sifat
sama
d. Suffix adalah tambahan penciri khusus
e. Gaya tipotensi
adalah gaya saat pisau ditusukkan adanya tarikan
didalamnya
f. Data Raster adalah data berupa pixel
g. Metode Grid
Kaku yaitu metode survei tanah
dengan pengamatan yang dilakukan dengan pola teratur pada interval titik
pengamatan yang berjarak sama dalam kedua arah.
h. Metode
Fisiografik yaitu metode survei
tanah dengan pengamatan dilakukan pada titik-titik tertentu pada masing-masing
satuan peta.
i.
Metode Grid Bebas yaitu
metode survei tanah dengan pengamatan yang dilakukan pada titik-titik seperti
pada grid kaku tetapi jarak titik-titik pengamatan tidak perlu sama dalam dua
arah.
j.
Landform
adalah bentukan lahan
k. Data vektor adalah data berupa titik garis
l.
Kompleks tanah merupakan
sekelompok tanah dari taksa yang berbeda dan berbaur satu sama lain dalam suatu
delineasi dengan pola yang tidak beraturan.
m. Kelompok tak
dibedakan (undifferentiated groups), terdiri dari atas dua atau lebih tanah yang secara
geografis tidak selalu berupa konsosiasi tetapi termasuk dalam satuan peta yang
sama karena penggunaan dan pengelolaannya sama atau mirip.
n. Seri tanah adalah sekelompok tanah yang memiliki ciri dan perilaku
serupa, berkembang dari bahan induk yang sama dan mempunyai sifat dan susunan
horison.
o. Fase tanah merupakan pembagian lebih dari seri tanah dengan ciri
penting bagi penggunaan lahan, erosi dan lainnya.
p.
Soil variant merupakan
tanah-tanah yang sangat mirip dengan seri yang sudah ditemukan tetapi berbeda
dalam beberapa sifat penting.
2.
Kerjakan bahan diskusi pada
slide no 4 di bahan kuliah minggu 3
a) Mengapa
perlu ditentukan luasan SPT terkecil 0.4 cm2?
Untuk membatasi area
pengamatan. Jika luasan SPT semakin kecil maka tingkat pengamatan juga akan
semakin rumit. Dengan meningkatnya tingkat kerumitan dan ketelitian maka
kekeliruan dari hasil pengamatan akan meningkat. Hal ini karena untuk
mendapatkan hasil yang akurat pada luasan SPT yang semakin kecil dibutuhkan pengamatan
yang sangat intensif, sementara dalam melakukan pengamatan tentu dapat terjadi
kekeliruan akibat human error atau
data penunjang yang dibutuhkan kurang memadai (karena terlalu rumit) sehingga
hasil pengamatan kurang terjamin.
b) Apakah
dibenarkan kita membesarkan peta analog (misalnya peta tanah cetak) dgn
scanner/foto copy skala 1 : 250.000 menjadi 1 : 50.000? JELASKAN
Membesarkan skala peta dari 1 : 250.000 menjadi 1 :
50.000 diperbolehkan. Namun tetap saja informasi yang ada pada peta hasil
pembesaran tersebut berbeda dengan peta
yang sejak awal merupakan peta dengan skala 1 : 50.000 karena peta 1 : 50.000
memiliki tingkat informasi yang lebih rinci
daripada peta skala 1 : 250.000. Meskipun
peta sudah diperbesar, informasi yang didapatkan tetap hanya
informasi yang ada pada peta skala 1 : 250.000 saja.
c) Skala
peta
1.
Berapa luas di lapangan
untuk suatu SPT berukuran 0.8 cm2 pd peta berbagai skala seperti pada
butir-butir di bawah?
2.
Berapa intensitas
pengamatan untuk peta berbagai skala seperti pada butir-butir di bawah?
- Eksplorasi
(1: 1000.000)
- Tinjau
(1:250.000)
- Semi
detil (1:50.000)
- Detil
(1:25.000)
- SangatDetil
(1:5.000)
1
km2 = 1.000.000 m2 = 100 Ha
·
Eksplorasi (1:1.000.000)
L.sebenarnya
= 0.8 cm2 x
(1.000.000)2
=
0.8 x 1012 cm2 = 0.8 x 102 km2
=
0.8 x 104 ha
·
Tinjau (1:250.000)
L.sebenarnya
= 0.8 cm2x
(250.000)2
= 0.8
cm2 x 625 x 108
=
500 x 108 cm2 = 5 km2
=
500 ha
·
Semi detil (1:50.000)
L.sebenarnya
= 0.8 cmx (50.000)2
= 0.8
x 25 x 108
= 20
x 108 cm2 = 0.2 km2
= 20
ha
·
Detil (1:25.000)
L.sebenarnya
= 0.8
cmx (25.000)2
= 0.8
x 625 x 106
=
500 x 106 cm2 = 0.05 km2
= 5
ha
·
Sangat Detil (1:5000)
L.sebenarnya
= 0.8
cmx (5000)2
= 0.8
x 25 x 106
= 20
x 106 cm2 = 0.002 km2
= 0.2 ha
Intensitas
pengamatan pada berbagai macam skala peta :
Di
bawah ini merupakan tabel dari berbagai macam peta tanah berdasarkan skala
dengan kerapatan pengamatannya menurut Rayes (2007).
Tabel 1. Macam-macam peta tanah
berdasarkan skala peta
Macam Peta
|
Skala
|
Luas tiap 1 cm2 pada peta
|
Kerapatan pengamatan rata-rata
|
|
Kisaran
|
Umumya
|
|||
Eksplorasi
|
1:1.000.000 s/d
1:500.000
|
1:1000.000
|
100 km2 atau kurang
|
Dihimpun dari data
dan peta yang ada (studi pustaka)
|
Tinjau
|
1:500.000 s/d
1:200.000
|
1:250.000
1:100.000
|
625 Ha
100 Ha
|
1 tiap 12.5 km2
1 tiap 2 km2
|
Semi detil
|
1:100.000 s/d
1:25.000
|
1:50.000
|
25 Ha
|
1 tiap 50 Ha
|
Detil
|
1:25.000 s/d 1:10.000
|
1:25.000
1:20.000
1:10.000
|
6.25 Ha
5 Ha
1 Ha
|
1 tiap 12.5 Ha
1 tiap 8 Ha
1 tiap 2 Ha
|
Sangat detil
|
> 1:10.000
|
1:5.000
|
0.25 Ha
|
2 tiap 1 Ha
|
DAFTAR PUSTAKA :
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.Yogyakarta. Penerbit Andi.