Minggu, 04 Maret 2018

Tugas Survei Tanah dan Evaluasi Lahan M-4



1.       Meneruskan pengayaan bahan kajian seperti yang dituliskan pada minggu kedua
Kuliah Minggu 3
a.       Satuan peta, yaitu satuan lahan yang sistem fisiografi atau bentuk lahannya sama, yang dibedakan satu sama lain di lapangan oleh batas-batas alami dan dapat digunakan sebagai satuan evaluasi lahan.
b.      Satuan peta sederhana (simple mapping unit) merupakan satuan peta yang hanya mengandung satu satuan tanah saja atau terdapat tanah lain yang disebut sebagai inklusi.
c.       Delineasi adalah pengelompokan suatu daerah yang memiliki sifat sama
d.      Suffix adalah tambahan penciri khusus
e.       Gaya tipotensi adalah gaya saat pisau ditusukkan adanya tarikan didalamnya
f.       Data Raster adalah data berupa pixel
g.      Metode Grid Kaku yaitu metode survei tanah dengan pengamatan yang dilakukan dengan pola teratur pada interval titik pengamatan yang berjarak sama dalam kedua arah.
h.      Metode Fisiografik yaitu metode survei tanah dengan pengamatan dilakukan pada titik-titik tertentu pada masing-masing satuan peta.
i.        Metode Grid Bebas yaitu metode survei tanah dengan pengamatan yang dilakukan pada titik-titik seperti pada grid kaku tetapi jarak titik-titik pengamatan tidak perlu sama dalam dua arah.
j.        Landform adalah bentukan lahan
k.      Data vektor adalah data berupa titik garis
l.        Kompleks tanah merupakan sekelompok tanah dari taksa yang berbeda dan berbaur satu sama lain dalam suatu delineasi dengan pola yang tidak beraturan.
m.    Kelompok tak dibedakan (undifferentiated groups), terdiri dari atas dua atau lebih tanah yang secara geografis tidak selalu berupa konsosiasi tetapi termasuk dalam satuan peta yang sama karena penggunaan dan pengelolaannya sama atau mirip.
n.      Seri tanah adalah sekelompok tanah yang memiliki ciri dan perilaku serupa, berkembang dari bahan induk yang sama dan mempunyai sifat dan susunan horison.
o.      Fase tanah merupakan pembagian lebih dari seri tanah dengan ciri penting bagi penggunaan lahan, erosi dan lainnya.
p.      Soil variant merupakan tanah-tanah yang sangat mirip dengan seri yang sudah ditemukan tetapi berbeda dalam beberapa sifat penting.

2.        Kerjakan bahan diskusi pada slide no 4 di bahan kuliah minggu 3
a)      Mengapa perlu ditentukan luasan SPT terkecil 0.4 cm2?
Untuk membatasi area pengamatan. Jika luasan SPT semakin kecil maka tingkat pengamatan juga akan semakin rumit. Dengan meningkatnya tingkat kerumitan dan ketelitian maka kekeliruan dari hasil pengamatan akan meningkat. Hal ini karena untuk mendapatkan hasil yang akurat pada luasan SPT yang semakin kecil dibutuhkan pengamatan yang sangat intensif, sementara dalam melakukan pengamatan tentu dapat terjadi kekeliruan akibat human error atau data penunjang yang dibutuhkan kurang memadai (karena terlalu rumit) sehingga hasil pengamatan kurang terjamin.
b)      Apakah dibenarkan kita membesarkan peta analog (misalnya peta tanah cetak) dgn scanner/foto copy  skala 1 : 250.000 menjadi 1 : 50.000? JELASKAN
Membesarkan skala peta dari 1 : 250.000 menjadi 1 : 50.000 diperbolehkan. Namun tetap saja informasi yang ada pada peta hasil pembesaran tersebut berbeda dengan peta yang sejak awal merupakan peta dengan skala 1 : 50.000 karena peta 1 : 50.000 memiliki tingkat informasi yang lebih rinci daripada peta skala 1 : 250.000. Meskipun peta sudah diperbesar, informasi yang didapatkan tetap hanya informasi yang ada pada peta skala 1 : 250.000 saja.
c)      Skala peta
1.         Berapa luas di lapangan untuk suatu SPT berukuran 0.8 cm2 pd peta berbagai skala seperti pada butir-butir di bawah?
2.         Berapa intensitas pengamatan untuk peta berbagai skala seperti pada butir-butir di bawah?
      • Eksplorasi (1: 1000.000)
      • Tinjau (1:250.000)
      • Semi detil (1:50.000)
      • Detil (1:25.000)
      • SangatDetil (1:5.000)

1 km2 = 1.000.000 m2 = 100 Ha
·           Eksplorasi (1:1.000.000)
L.sebenarnya  = 0.8 cm2 x (1.000.000)2
= 0.8 x 1012 cm2  = 0.8 x 102  km2
= 0.8 x 104 ha
·           Tinjau (1:250.000)
L.sebenarnya  = 0.8 cm2x (250.000)2
= 0.8 cm2 x 625 x 108
= 500 x 108 cm2 = 5 km2
= 500 ha
·           Semi detil (1:50.000)
L.sebenarnya  = 0.8 cmx (50.000)2
= 0.8 x 25 x 108
= 20 x 10cm2 = 0.2 km2
= 20 ha
·           Detil (1:25.000)
L.sebenarnya  = 0.8 cmx (25.000)2
= 0.8 x 625 x 106
= 500 x 106 cm2 = 0.05 km2
= 5 ha
·           Sangat Detil (1:5000)
L.sebenarnya  = 0.8 cmx (5000)2
= 0.8 x 25 x 106
= 20 x 106 cm2 = 0.002 km2
= 0.2 ha

Intensitas pengamatan pada berbagai macam skala peta :
Di bawah ini merupakan tabel dari berbagai macam peta tanah berdasarkan skala dengan kerapatan pengamatannya menurut Rayes (2007).

Tabel 1. Macam-macam peta tanah berdasarkan skala peta
Macam Peta
Skala
Luas tiap 1 cm2 pada peta
Kerapatan pengamatan rata-rata
Kisaran
Umumya
Eksplorasi
1:1.000.000 s/d 1:500.000
1:1000.000
100 km2 atau kurang
Dihimpun dari data dan peta yang ada (studi pustaka)
Tinjau
1:500.000 s/d 1:200.000
1:250.000
1:100.000
625 Ha
100 Ha
1 tiap 12.5 km2
1 tiap 2 km2
Semi detil
1:100.000 s/d 1:25.000
1:50.000
25 Ha
1 tiap 50 Ha
Detil
1:25.000 s/d 1:10.000
1:25.000
1:20.000
1:10.000
6.25 Ha
5 Ha
1 Ha
1 tiap 12.5 Ha
1 tiap 8 Ha
1 tiap 2 Ha
Sangat detil
> 1:10.000
1:5.000
0.25 Ha
2 tiap 1 Ha

DAFTAR PUSTAKA :
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.Yogyakarta. Penerbit Andi.